Bulan : Teman Setia yang Misterius (1)
Di malam hari, Bulan bisa menjadi teman setia bagi Anda. Ia berada di atas langit, memberi secercah sinar terang di kegelapan malam. Bisa dikatakan Bulan adalah sebuah hadiah yang indah bagi manusia.
Tidak bisa dibayangkan bila manusia hidup tanpa Bulan. Berbagai penanggalan didasarkan pada pergerakan Bulan. Tanpa Bulan, bagaimana caranya merayakan tahun baru Imlek atau tahun baru Hijriyah? Pasang surut air laut yang bersifat periodik juga dipengaruhi oleh Bulan, dan menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Meskipun Bulan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia selama berabad-abad, masih ada banyak hal yang belum bisa diungkap tentang asal usul Bulan.
Dahulu, ilmuwan berpikir bahwa Bulan adalah bagian dari Bumi. Dengan teknologi manusia pada jaman dulu, ini adalah sebuah pemikiran yang bisa diterima. Pendahulu kita berpendapat bahwa Bulan berasal dari Bumi, dan kemudian terpisah ribuan tahun yang lalu.
Pemikir lain berpendapat bahwa Bulan tercipta dari debu angkasa. Bumi tercipta, kemudian debu angkasa membentuk Bulan yang akhirnya tertangkap oleh gravitasi Bumi.
Sebuah teori populer juga menyatakan bahwa dengan suatu cara, Bulan berhasil ditangkap oleh gaya tarik Bumi. Namun, teori ini sangat sulit dibuktikan oleh ilmuwan.
Isaac Asimov, seorang “jenius” di bidang sains, pernah memberikan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa Bulan adalah sebuah objek yang terlalu besar untuk berhasil ditangkap oleh Bumi. Dan apabila ada kemungkinan Bulan itu berhasil ditangkap oleh Bumi, kemudian Bulan berhasil melakukan orbit berbentuk menyerupai lingkaran, maka kemungkinannya adalah terlalu kecil untuk bisa terjadi.
Dari masa ke masa, ilmuwan terus mencari jawaban atas asal usul Bulan. Karena sulit menjelaskan bagaimana Bumi bisa memiliki satelit yang demikian besar, ilmuwan mengarahkan pandangan bahwa Bulan adalah hasil benturan Bumi dengan sebuah objek yang seukuran dengan Mars.
Namun ini menimbulkan pertanyaan lain bahwa dengan satu benturan akan sangat sulit bagi Bulan memiliki materi yang mirip dengan Bumi. Jika tabrakan berasal dari benda planet tunggal, bagian planet itu akan memberi kontribusi pada komposisi Bulan, membuatnya memiliki komposisi yang sangat berbeda dari Bumi.
Memang, bila dikatakan Bulan adalah sebuah satelit alami, maka boleh dikatakan Bumi sangat beruntung bisa memilikinya. Bila dibandingkan dengan planet lain di tata surya kita, bagaimana caranya Bumi bisa menangkap sebuah benda yang besarnya seperempat dari ukurannya.
Planet lain di tata surya tentu juga memiliki “bulan”. Namun, dengan pengaruh gravitasi yang lebih lemah, planet yang lebih kecil seperti Merkurius dan Venus tidak memilikinya. Sedangkan Jupiter atau Saturnus yang besar memiliki beberapa satelit yang relatif kecil. Bulan milik Jupiter berukuran sekitar 1/80 ukuran planet besar.
Jadi, Bumi dan Bulan adalah pasangan planet dan satelit dengan perbandingan ukuran yang sangat langka, jika bukan satu-satunya. Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar