Sabtu, 28 Januari 2017

Legenda Air Bah Sumeria

Sumeria Schøyen.

Tablet kisah Air Bah Sumeria sudah lama menjadi satu-satunya, tetapi kemudian bagian kedua ditemukan di Schøyen Collection di Norwegia. Tablet ini memberitahu kita bahwa Raja Ziusudra, yang disebut sebagai "Sudra" adalah seorang pendeta-gudu dari Dewa Enki.

Pahlawan Ziusudra dengan demikian seorang raja sekaligus pendeta, sebuah penunjukan bersama yang mungkin sering terjadi pada masa-masa awal.

Dalam Insruction of Shuruppak (Petunjuk dari Shuruppak), menganggap ayah Ziusudra adalah sosok yang disebut Shuruppak, memberikan sebuah silsilah yang nampak meyakinkan :

"Shuruppak, putra dari Ubar-Tutu
Memberikan nasihat kepada Ziusudra,
Putranya."

Shuruppak sebenarnya adalah sebuah Kota Sumeria. Daftar Raja Sumeria yang sangat penting, yang mencatat raja-raja dan masa kekuasaan sebelum dan sesudah Air Bah, memberitahu kita bahwa Ubar-Tutu adalah raja di Kota Shuruppak selama 18.600 tahun dan merupakan raja terakhir yang memerintah sebelum Air Bah, tetapi tidak menyebutkan Shuruppak—yang sebaliknya dikenal sebagai seorang laki-laki bijak dan kadang-kadang disebut sebagai "Laki-laki dari Shuruppak"—maupun Ziusudra !

Namun dalam dokumen lainnya yang disebut Dynastic Chronicle (Sejarah Dinasti), Ubar-Tutu digantikan oleh putranya Ziusudra sebelum terjadinya Air Bah, dengan demikian menegaskan bahwa dialah (Ziusudra) pahlawan yang mengalami Air Bah Besar tersebut.

Ini masalah yang cukup besar, saya (Dr. Irving Finkel) rasa kita bisa memaafkan para pencatat sejarah hebat kita karena bingung dengan tanggal-tanggal dan silsilah raja-raja yang hidup sebelum Air Bah, meskipun, menurut kesaksian Yunani, teks-teks kuneiform (baji) penting telah dikuburkan sebelum Air Bah untuk pengamanan.

Nama Ziusudra sangat cocok untuk seorang pahlawan air bah yang abadi, karena dalan Bahasa Sumeria nama itu berarti sesuatu seperti : "Dia-yang-Panjang -Umur." Nama pahlawan banjir yang sama dalam Epos Gilgamesh adalah Utnapishti, yang kurang lebih artinya sama. Kenyataannya, kita tidak yakin apakah nama Babilonia itu merupakan terjemahan dari Bahasa Sumeria atau sebaliknya.

"Lalu, karena Raja Ziusudra Telah menyelamatkan binatang-binatang dan benih umat manusia,

Mereka menempatkannya di sebuah negeri diseberang laut, di negeri Dilmun.

Tempat matahari terbit."

Kisah Air Bah Sumeria : 258-260

Sumber :

Bahtera Sebelum Nabi Nuh Hal. 107-108

Oleh : Dr. Irving Finkel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katolik vs Protestan

*"Mengenal Perbedaan teologi Katolik & Kristen"* Sudah menjadi rahasia umum bahwa cukup banyak umat Katolik menyeberang ke ge...