BANGSA INDONESIA KETURUNAN CINA TERBANTAHKAN DENGAN DNA
Sejak SD hingga perguruan tinggi, generasi angkatan kelahiran tahun 70-80an menerima pelajaran sejarah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah Yun Nan (China Selatan). Selain itu ada juga teori yang menyatakan bahwa nenek moyang kita adalah Dongson (Vietnam Utara). Ada juga yang menulis bahwa pulau Formusa yang sekarang lebih terkenal dengan sebutan Taiwan adalah tanah leluhur bangsa indonesia.
Namun pada tahun 2009, konsorsium HUGO (Human Genome Project), yang beranggotakan 40 research group dari berbagai negara, melalui penelitian panjang yang melibatkan sampel gen dari hampir 2000 individu di Asia, yang dikombinasikan dengan riset antropologi kebudayaan, memunculkan sebuah konklusi yang mengejutkan: Ras Mongoloid bukanlah nenek moyang kita, namun sebaliknya, kitalah nenek moyang mereka.
Edison Liu, dari Genome Institute of Singapore selaku kepala konsorsium menjelaskan, usia suatu komunitas memiliki efek yang lebih besar kepada genetic diversity daripada ukuran populasi. Walaupun populasi bangsa China lebih besar, namun genetic diversity-nya, terutama etnis Han yang merupakan etnis mayoritas China, lebih rendah daripada etnis-etnis yang ada di Asia Tenggara. Migrasi ke dataran China “baru” terjadi 20.000 hingga 40.000 tahun yang lalu, diikuti dengan meluasnya budaya bertanam padi ke seluruh Asia. Dari dataran Cina ini, komunitas yang lebih kecil kemudian bermigrasi ke Korea dan Jepang. Menjadikan ras Altai (Korea-Jepang) ras yang relatif paling muda di Asia.
Kesimpulan ini mengejutkan sekaligus sulit diterima. Namun demikian, analisa sample gen ternyata berkorelasi dengan penelitian Antropologi, dimana didapati bahwa kebudayaan dan bahasa di Asia Tenggara jauh lebih kompleks dan beragam daripada Asia Timur. Sebagaimana kita tahu, ada lebih dari 300 kelompok etnis dan lebih dari 700 bahasa di Nusantara. Di masyarakat kita terdapat berbagai jenis warna kulit dari coklat gelap, sawo matang hingga kuning langsat. Merujuk pada studi yang dilakukan HUGO, mungkin saja ribuan tahun lalu, sekelompok individu dari nenek moyang kita bermigrasi ke utara, menetap di sana, menikah antar sesamanya (endogamy), dan karena paparan lingkungan yang jauh berbeda dengan iklim equatorial, memunculkan fenotip yang kita lihat sebagaimana lazimnya bangsa China modern.
Hal ini sangat relevan dengan teori benua atlantis yang saat ini sedang ramai diperbincangkan para ilmuwan, bisajadi nusantara sebagai benua atlantis merupakan leluhur ras manusia penghuni bumi, dengan perhitungan ras altai merupakan cikal bakal ras kaukasoid.
Jika studi ini benar, maka bangsa India, China, Hadromi Arab, Belanda dan Jepang yang masuk ke semenanjung Malaka dan Nusantara pada dasarnya sedang “pulang kampung” ke tanah nenek moyangnya, dan ungkapan “saudara tua” yang pernah dilontarkan Jepang di awal invasi ke Indonesia salah kaprah ato mmg sbg taktik perang saja utk menarik simpati..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Katolik vs Protestan
*"Mengenal Perbedaan teologi Katolik & Kristen"* Sudah menjadi rahasia umum bahwa cukup banyak umat Katolik menyeberang ke ge...
-
Sejarah peradaban bangsa Lemuria & Atlantis by Gajah Mada (Rahwana Dasamuka) Dan berapa banyak telah KAMI binasakan umat-umat sebel...
-
[Misteri] Teori Invasi ALIEN dalam Kisah Ya’juj dan Ma’juj ? Ada yang percaya di masa depan, Bumi akan mendapat serbuan dari Alien . Hal ter...
-
100.000 Adam, menurut Ibnu Arabi, dan dalil keberadaan Alien? Di dalam tulisan, yang berjudul “Mungkinkah berguru dengan penghuni alam lain?...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar